Sudah menjadi fitrah manusia yang selalu berbuat kesalahan. Mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi entah berapa kali manusia melakukan dosa. Baik itu dosa yang memang disengaja, dosa secara dzohir yang kelihatan maupun dosa atau kesalahan dalam batin. Dosa secara dohir misalnya mencuri, meminum khomr, durhaka pada orang tua dan lain lain. Dosa secara batiniah misalnya melakukan segala sesuatu bukan karena Alloh tapi karena ingin dipuji atau riya. Memendam amarah, memendam dendam, sulit memaafkan atau berjanji di dalam hati untuk melakukan perbuatan yang tidak baik. Fitrah manusia tersebut juga diungkapkan melalui hadist nabi
Kullu bani adam khotto' yang artinya setiap bani Adam atau anak Adam atau manusia berdosa atau memiliki kekhilafan.
Wakhoirulkhottoin attawwabun yang artinya sebaik-baik orang yang berbuat dosa, aniaya atau khilaf atau kesalahan adalah mereka yang bertaubat. Lantas taubat yang seperti apakah yang akan menjadi sebaik-baik taubat?
Alloh Sangat Cinta Pada Orang yang Bertaubat
Alloh Sangat Mencintai Orang yang bertaubat. Jika diperkirakan dengan perasaan manusia (yang semestinya tidak mungkin Alloh sama dengan makhluknya tapi pasti melebihi sifat atau perasaan manusia) adalah seseorang yang sedang melakukan perjalanan di padang pasir yang tandus dan kering sendirian menggunakan onta yang dilengkapi dengan bahan makanan. Bahan makanan di unta ini akan mencukupi kebutuhannya selama perjalanan di padang pasir tandus.
Namun suatu waktu unta yang dia bawa hilang dan pergi bersama dengan bahan makanan yang dia bawa dan tambatkan di unta. Alangkah sedih dan putus asanya orang itu, di tengah gurun pasir yang tandus, tanpa unta, tanpa makanan dan minuman. Orang itu sudah sangat pasrah jika harus meninggal karena kehausan dan kelaparan. Sehingga menemukan pohon dan beristrahat dibawah pohon dipadang pasir dalam keadaan putus asa yang amat sangat.
Ketika sedang lemas-lemasnya tubuh dan tinggal menunggu maitnya saja, tiba-tibanya sudah berada disamping tubuhnya yang lunglai dan langsung digapainya tali kekang unta takut kalau sampai lepas lagi. Betapa bahagia seorang musafir itu. Kebahagiaan itu bertambah tatkala melihat persediaan makanan dan minuman masih utuh.
Alloh ternyata lebih bahagia lagi dari pada perasaan bahagia seorang musafir itu pada orang yang bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat/ taubat nasuha.
Apa Itu Taubat Nasuha
Kita sering kali mendengar orang berkata taubat untuk tidak mengulangi suatu kegiatan misalnya makan sambel, saking pedasnya orang itu berkata "taubat". Namun dilain kesempatan ketika ada sambel lagi karena tergoda enaknya, orang itu makan sambel lagi dan setelah itu berkata taubat. Itulah yang disebut dengan taubat sambel. Sudah berjanji untuk menghentikan suatu perbuatan namun tetap saja dilain kesempatan melakukannya lagi dan lagi.
Lain halnya dengan taubat nasuha. Orang yang memang berniat untuk bertaubat yang benar-benar taubat atau taubat nasuha harus benar-benar berkomitmen untuk menghentikan perbuatan yang dia taubati. Misalnya ada orang yang sukanya mencuri, dia ingin bertaubat dari perbuatan mencuri. Setelah bertaubat dia diharuskan menghentikan aktivitas mencurinya dan sebaiknya tidak mendekati segala apapun yang bisa membuatnya kembali mencuri. Sehingga jika ada godaan untuk mencuri lagi karena terpaksa oleh keadaan, dia tidak akan mencuri lagi.
Cara Taubat Nasuha
Banyak orang yang bingung bagaimana cara taubat nasuha. Apakah ada ritual khusus yang dilakukan agar taubat seseorang diterima Alloh? Ternyata tuntunan untuk melakukan taubat nasuha sangat mudah dilakukan. Meskipun seseorang telah melakukan mksiat yang amat sangat dengan dosa segunung uhud sekalipun, jika melakukan taubat nasuha akan diterima taubatnya. Ini langkah taubat nasuha
- Tinggalkan perbuatan maksiat yang anda taubati
- Sesali perbuatan itu dengan penyesalan yang dalam
- Bertekad bulat untuk tidak mengulangi lagi
- Kalau perbuatan yang berhubungan dengan orang lain, meminta maaf atau ridlo atau keikhlasan orang yang kita sudah salahi hak-haknya